Berbicara suku Batak, mungkin kita
akan langsung membayangkan sosok tinggi, berkulit coklat, rahang persegi, dan
cara berbicara agak keras. Yah, itulah gambaran Batak yang paling dikenal
diseluruh negeri sampai saat ini. Namun, keras tidaknya seseorang berbicara,
mungkin berpengaruh pada ketegasan kepribadiannya. Orang Batak, sering
dikategorikan manusia bar-bar, kasar, dan sebagainya. Namun dibalik itu semua
orang, Batak adalah pribadi yang tegas dan memegang teguh prinsip serta ucapan/
janji.
Berbicara
Tentang Batak, kita akan terbayang pada salah satu suku di pulau sumatera,
tepatnya Sumatera Utara yang menghuni daerah sekitar Danau Toba. Batak Toba,
yah, itulah suku yang sangat identik dengan kata Batak. Padahal kalau kita
perhatikan lagi, Batak itu merujuk kepada masyarakat yang terbagi lagi pada
beberapa subsuku, yang melip
Batak Karo, Toba, Simalungun, Angkolam,
Pak-pak, dan Mandailing. Namun entah mengapa, yang melekat dengan sosok batak
itu lebih ke batak Toba.
Berbicara
tentang Sejarah, ada beberapa versi sejarah yang beredar luas di masyarakat
pada masa ini. Ada yang mengatakan bahwa Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia yang berasal dari Taiwan yang berpindah ke wilayah Filipina
dan Indonesia
sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di zaman batu muda (Neolitikum).
Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum
(Zaman Batu Muda) yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek
moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara di zaman logam. Pada abad ke-6,
pedagang-pedagang Tamil
asal India
mendirikan kota dagang Barus, di pesisir barat Sumatera Utara.
Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman.
Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu
komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya
pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada masa-masa berikutnya,
perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan
koloni di pesisir barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka
terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal.
Sementara versi yang paling dipegang
teguh sampai sekarang ini adalah Suku Batak
berasal dari Langit, yang diturunkan ke Bukit Pusuk Buhit (sebuah nama bukit
yang terkenal di tepian danau Toba), sehingga tidak heran kalau Danau Toba
menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan Suku ini. Marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai
asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru
Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima)
orang putra yakni Raja Uti (Raja Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala
Raja dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra
yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang.
Dari
keturunan (pinompar) mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru daerah
di Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai macam
marga Batak. Semua marga-marga ini dapat dilihat kedudukan dari Si Raja Batak.
Suku
Batak Toba ini sendiri dikelompokkan lagi berdasarkan wilayahnya: Suku Batak
Silindung , Suku Batak Samosir , Suku Batak Humbang ,Suku Batak Toba .
KEPERCAYAAN
Pada Umumnya Suku Batak menganut
agama Kristen Protestan, hal ini tidak terlepas dari peranan Dr. I.L Nomensen,
seorang Misionaris Jerman yang memberitakan Injil pada masyarakat Batak Toba
yang dahulunya adalah penyembah berhala. Dimana gereja yang pertama kali
didirikan adalah HKBP (Huria Kristen Batak protestan) yang dulunya adalah
singkatan dari empat misionaris yang peduli pada pembentukan gereja ini. Gereja
pertama ini didirikan di Huta Dame, Tarutung, Tapanuli Utara. Namun disamping
itu, ada juga beberapa kepercayaan yang dianut yaitu Parmalim (Agama
Tradisional batak Toba yang dianut oleh Raja Sisingamangaraja XII) dan Islam
yang disebarkan melalui jalur perdagangan pantai Barus. Sedikit tentang
kepercayaan Batak Toba Prakristen, suku Batak pada masa itu (bahkan samapai
saat ini) mengenal tiga konsep, yaitu:
Tondi
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
Sahala
Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu
Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batak, yaitu:
Sombaon, yaitu begu yang bertempat
tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan mengerikan.
Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu
Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga
Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya.
Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu
Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga
Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen, dan berpendidikan tinggi. Namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka.
Contoh : Ada juga kepercayaan yang ada di Tarutung tentang ular (ulok) dengan boru Hutabarat bahwa boru Hutabarat tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung. Apabila dikatakan cantik maka nyawa wanita tersebut tidak akan lama lagi, menurut kepercayaan orang itu.
WILAYAH BERMUKIM :
Dalam tata pemerintahan Republik
Indonesia yang mengikuti tata pemerintahan Kolonial Belanda, setiap sub suku
berdiam dalam satu kedemangan yang kemudian dirubah menjadi kabupaten setelah
Indonesia merdeka.
- Sub suku Batak Toba berdiam di Kabupaten Tobasa yang wilayahnya meliputi : Balige, Laguboti, Porsea, serta Ajibata (berbatasan dengan Parapat) Nahumaliangna.
- Sub suku Batak Samosir berdiam di Kabupaten Samosir yang wilayahnya meliputi : Tele, Baneara, Pulau Samosir, Nahumaliangna.
- Sub suku Batak Humbang berdiam di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara bagian utara yang wilayahnya meliputi : Dolok Sanggul, Siborongborong, Lintongnihuta, serta Parlilitan Nahumaliangna.
- Sub suku Batak Silindung berdiam di Kabupaten Tapanuli Utara yang wilayahnya meliputi Tarutung, Sipoholon, Pahae, Nahumaliangna.
- Suku Batak pun saat ini telah banyak tersebar ke seluruh daerah Indonesia bahkan ke luar negeri .
TAROMBO :
Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak khusunya kaum Adam diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu).Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga .
Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak khusunya kaum Adam diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu).Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga .
FALSAFAH BATAK :
Secara umum, suku Batak memiliki
falsafah adat Dalihan Natolu paopat Sihal yakni Somba Marhulahula (hormat pada
pihak keluarga ibu/istri), Elek Marboru (ramah pada keluarga saudara perempuan)
dan Manat Mardongan Tubu (kompak dalam hubungan semarga) , Dan Sihal yaitu ;
Dame martetangga jala ringkot mar ale ale (kompak Dalam kehidupan sehari-hari)
, falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial
dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak (Samosir , Silindung , Humbang ,
Toba).
BAHASA BATAK :
Bahasa Batak sebenarnya merupakan
nama sebuah rumpun bahasa yang berkerabat yang dituturkan di Sumatra Utara.
Mereka menggunakan aksara Batak
Bahasa Batak bisa dibagi menjadi beberapa kelompok: Bahasa-bahasa Batak Utara , Bahasa Alas , Bahasa Karo , Bahasa Simalungun . Bahasa-bahasa Batak Selatan , Bahasa Angkola-Mandailing , Bahasa Pakpak-Dairi , Bahasa Toba .
Bahasa Batak bisa dibagi menjadi beberapa kelompok: Bahasa-bahasa Batak Utara , Bahasa Alas , Bahasa Karo , Bahasa Simalungun . Bahasa-bahasa Batak Selatan , Bahasa Angkola-Mandailing , Bahasa Pakpak-Dairi , Bahasa Toba .
BATAK PADA ERA MODERN :
Sejarah Batak modern dipengaruhi
oleh dua agama Samawi yakni Islam dan Kristen. Islam makin kuat pengaruhnya
pada saat Perang Padri, melalui aktivitas dakwah yang dilakukan para da'i dari
dari negeri Minang. Perluasan penyebaran agama Islam juga pernah memasuki
hingga ke daerah Tapanuli Utara dibawah pimpinan Tuanku Rao dari Sumatera
Barat, namun tidak begitu berhasil. Islam lebih berkembang di kalangan
Mandailing, Padang Lawas, dan sebagian Angkola.
Agama Kristen baru berpengaruh di kalangan Angkola dan Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba) setelah beberapa kali misi Kristen yang dikirimkan mengalami kegagalan. Misionaris yang paling berhasil adalah I.L. Nommensen yang melanjutkan tugas pendahulunya menyebarkan agama Kristen di wilayah Tapanuli. Ketika itu, masyarakat Batak yang berada di sekitar Tapanuli, khususnya Tarutung, diberi pengajaran baca tulis, keahlian bertukang untuk kaum pria dan keahlian menjahit serta urusan rumah tangga bagi kaum ibu. Pelatihan dan pengajaran ini kemudian berkembang hingga akhirnya berdiri sekolah dasar dan sekolah keahlian di beberapa wilayah di Tapanuli. Nommensen dan penyebar agama lainnya juga berperan besar dalam pembangunan dua rumah sakit yang ada saat ini, RS Umum Tarutung dan RS HKBP Balige, yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Sementara itu, perkembangan pendidikan formal juga terus berlanjut hingga dibukanya sebuah perguruan tinggi bernama Universitas HKBP I.L. Nommensen (UHN) tahun 1954. Universitas ini menjadi universitas swasta pertama yang ada di Sumatra Utara dan awalnya hanya terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Theologia.
Agama Kristen baru berpengaruh di kalangan Angkola dan Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba) setelah beberapa kali misi Kristen yang dikirimkan mengalami kegagalan. Misionaris yang paling berhasil adalah I.L. Nommensen yang melanjutkan tugas pendahulunya menyebarkan agama Kristen di wilayah Tapanuli. Ketika itu, masyarakat Batak yang berada di sekitar Tapanuli, khususnya Tarutung, diberi pengajaran baca tulis, keahlian bertukang untuk kaum pria dan keahlian menjahit serta urusan rumah tangga bagi kaum ibu. Pelatihan dan pengajaran ini kemudian berkembang hingga akhirnya berdiri sekolah dasar dan sekolah keahlian di beberapa wilayah di Tapanuli. Nommensen dan penyebar agama lainnya juga berperan besar dalam pembangunan dua rumah sakit yang ada saat ini, RS Umum Tarutung dan RS HKBP Balige, yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Sementara itu, perkembangan pendidikan formal juga terus berlanjut hingga dibukanya sebuah perguruan tinggi bernama Universitas HKBP I.L. Nommensen (UHN) tahun 1954. Universitas ini menjadi universitas swasta pertama yang ada di Sumatra Utara dan awalnya hanya terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Theologia.
Demikianlah
Ulasan singkat tentang suku batak, yang adalah Suku penulis sendiri. Di kesempatan
lain, kita akan bahas lebih jelas lagi seluk beluk, keunikan dan kelebihan yang
dimiliki Suku terbesar di Sumatera Utara Ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar