Pada awalnya hanya ada bentangan
laut, namun karena kuasa Debata Mula jadi na Bolon, ada buah pohon ara yang
jatuh ke laut tepat pada pagi hari (Komis) dan kemudian tumbuh satu pohon,
menjelang tengah hari kira kira pukul sepuluh (Bisnu) muncul dedaunan pada
pohon tersebut, dan pada tengah hari(Sori) kemudian pohon itu berbunga. Tak
sampai disana, pohon itu kemudian berbuah tidak lama kemudian, pada sore hari,
sekitar pukul tiga (Hala). Dan pada saat matahari terbenam, sekitar pukul enam
sore, (Borma), salah satu buah dari pohon tersebut jatuh, dan kemudian pohon
tersebut layu dan kemudian mati.
Namun
pada esok harinya, buah yang jatuh kedalam laut tersebut tumbuh, berdaun,
berbunga, berbuah, buahnya jatuh dan kemudian layu dan mati. Dan semua prose
situ terjadi pada waktu yang sama, Komis, Bisnu, Sori, Hala dan Borma.dan hal
it uterus terjadi tiap hari.
Pohon
yang terus tumbuh dan kemudian mati tersebut, dinamai Hariara Sundung ni Langit. Yang mana, pohon
ini dipercaya memiliki lima akar yang menjadi landasan/ filosofi dari parmamisan holing silima lima, dan kemudian
awal mula hatiha silimalima, yang dipatuhi para Pangatiha.
Sementara
pohon tersebut dipercaya sebagai awal permulaan Tahun, , sementara dahan yang
berjumlah delapan, menjadi lambang desa na
ualu/ arah mata angin (utara, irisanna, purba, anggoni,dangsina, Nariti,
Pastima, Manabia). Dari kedelapan cabang tersebut muncul 30 ranting yang
melambangkan jumlah hari yang mana tiap hari beda namanya dari hari pertama
sampai hari ke tigapuluh. Nama nama hari tersebut secara berurutan adalah: Artia,
Suma, Anggara, Muda, Boras Pati, Singkora, Samisara, Antian Ni Aek, Sumani
Mangadop, Anggara Sampulu, Muda Ni Mangadop, Boraspati Ni Mangadop, Singkora
Purnama, Samisara Purasa,Tula,Suma Ni Holom, Anggara Ni Holom, Muda Ni Holom,
Boraspati Ni Holom, Singkora Maraturun, Samisara Maraturun, Antin Ni Angga,
Suma Ni Mate, Anggara Ni Begu, Muda Ni Mate, Boraspati Nig Ok, Singkora Duduk,
Samisara Bulan Mate, Hurung Dan Ringkar.
Sementara
buah pohon tersebut yang berjumlah duabelas, dipercaya melambangkan jumlah bulan
yang juga dua belas,dan menjadi awal mula zodiac yang duabelas, yaitu: mesa/Gemini, marsoba/ Taurus, nituna/ aries, harahata/cancer, singa/leo, hania/virgo,
tola/libra, mortiha/scorpio, dano/sagitarius, morhara/capricornus,
morhumba/aquarius serta mena/pisces.
Adalah
kepercayaan orang batak, bahwa ada hari yang baik dan tidak. Dan untuik
mengadakan sebuah hajatan/ acara pesta maka biasanya mereka harus menentukan
waktu dulu. Untuk mengetahui mana waktu yang baik, maka mereka harus
konsultasi/ meminta nasehat dari orang pintar/ Datu. Adapun para Datu memiliki
dua cara untuk menentukan hari yang baik untuk acara hajatan, yaitu:
- · Membaca posisi Pane na Bolon
Pane na Bolon adalah makhluk
besar berupa naga yang berkuasa akan apa yang dikerjakan/ diusahakan semua
masyarakat di kedelapan arah mata angin . Panenabolon
dalam buku ini disebut Hukum Alam, dengan tanda yaitu cahaya ufuk yang
mulai nampak pada hari senja dan malam hari. Panenabolon menurut
mithologi berdiam diri tiga-tiga bulan pada satu desa, setelah itu
berpindah ke desa yang lain. Menurut pengetahuan modern, bahwa
perpindahan itu adalah gambaran peredaran matahari, tiga bulan dari
khatulistiwa ke utara, kemudian tiga bulan dari Utara ke khatulistiwa
dan kemudian dari khatulistiwa tiga bulan ke selatan dan seterusnya tiga
bulan juga kembali ke khatulistiwa.
- · Membaca parhalaan
Parhalaan
adalah bagan yang memuat lambang lambang rumit akan waktu dalam satu tahun
(dua belas bulan, tiga puluh hari). Untuk menerjemahkan arti Kalender Batak (Parhalaan) sebagai berikut :
- Pada hari atau Minggu dimana terdapat tanda kepala dan jepitan kalajengking menandakan kerugian mengadakan pesta besar. Demikian juga bila ada tanda perut ataupun ekornya. "Dan jika ada bulatan berisi titik besar, sebaiknya dihindari sebagai hari menikahkan anak perempuan / laki-laki." kata DR. Sudung.
- Tanda kali dan bulatan (XO) diartikan sebagai saat yang baik untuk menerima uang dan menagih uang dari orang lain.
- Tanda H atau tanda satu disebut "Simonggalonggal." Pada hari di mana tanda itu ada, disarankan menghindari memasuki rumah untuk rumah yang baru selesai dibangun atau akan ditempati penghuni baru.
- Tanda kali (X) diartikan untuk memancing ikan, atau kalau mengadakan pesta disebut sebagai waktu yang baik untuk menyajikan pangupaon dengan ihan. Adapun dua bulatan menandakan buah atau disebut Ari Parbue dan dipercaya sebagai saat yang tepat untuk bertanam atau mengadakan pesta.
- Tanda Kail berdiri bermata dua dan juga V terbalik biasanya adalah hari yang dihindari untuk melakukan kegiatan, karena dipercaya membawa kerugian.
- Tanda hala (kalajengking) sungsang dengan simbol bagian kepala hala membarat (hala sungsang) juga disebut kurang baik.
- Tanda atau lambang hala ke utara adalah hari matahari mati. Partilaha yang artinya sering terjadi kematian. Tanda getar suara adalah juga hari yang dihindari, karena tanda itu berarti banyak suara-suara sumbang yang pro dan kontra dan oposan.
- Tanda Bulatan kecil disebut Ari Na Ualu / hari kedelapan. Tanda menandakan atau dipercaya bahwa seorang suami akan kehilangan istri atau sebaliknya bila mengadakan pesta pada hari yang ada tanda dimaksud.
- Tanda XI disebut "Ari pangugeuge" atau hari yang kurang baik untuk berpesta akan tetapi sangat baik untuk berburu babi hutan.
- Tanda kotak hitam adalah hari Netral yang artinya tergantung baik buruknya pada niat dan keinginan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar